Daerah Istimewa Yogyakarta terletak di bagian selatan pulau Jawa, berbatasan dengan provinsi Jawa Tengah. Awalnya, Yogyakarta ialah kerajaan yang meliputi wilayah Kasultanan Ngayogyakarta hadiningrat dan Kadipaten Pakualaman, ditambah bekas wilayah Kasunan Surakarta Hadiningrat dan Praja Mangkunagaran. Nama Daerah Istimewa Yogyakarta mulai digunakan dalam urusan pemerintahan pada 18 Mei 1946, tercantum pada Maklumat Yogyakarta No 18 tahun 1946. Landmark kota ini ialah Tugu Yogyakarta atau yang juga dikenal sebagai Monumen Yogyakarta. Konon, adalah sebuah tradisi untuk berpelukan dan mencium satu sama lain usai menamatkan pendidikan di universitas di Yogyakarta.
Menjadi bagian dari bentuk pemerintahan modern tidak lantas menghilangkan tradisi monarki di Yogyakarta. Sampai sekarang, misalnya, masih ada abdi dalem yang mengabdi kepada Kesultanan Yogyakarta. Warga Yogyakarta juga akrab dengan beragam tradisi misalnya tradisi padusan ataupun nyadran, menjelang puasa ataupun tradisi upacara banjir lahar yang kerap dilakukan warga yang tinggal di sekitar Gunung Merapi.
Yogyakarta juga terkenal dengan sebutan Kota Gudeg, mengacu pada makanan khas warga Yogyakarta. Di kota ini, pengunjung akan mudah menemui gudeg, baik yang dijual di pinggir jalan ataupun di restauran. Deretan rumah makan gudeg dapat ditemui di Jalan Wijilan, tidak jauh dari alun-alun selatan. Tempat khas Yogyakarta ialah Malioboro, merupakan ruas jalan paling ramai di Yogyakarta dengan deretan pertokoan, pedangang kaki lima yang menjajakan batik dan cinderamata, serta warung lesehan yang hidup sampai dini hari. Lokasinya berdekatan dengan stasiun kereta api Yogyakarta.
Peta Yogyakarta
Transportasi menuju Yogyakarta
Banyak maskapai lokal yang melayani rute penerbangan langsung ke Yogyakarta dari kota-kota besar di Indonesia. Dari Jakarta ke Jogja ada Air Asia, Batik Air, Citilink, Garuda Indonesia, Lion Air, Sriwijaya Air, Tigerair Mandala, dan Wings Air. Dari Balikpapan, Padang, Palembang, dan Pontianak, Anda bisa menggunakan maskapai Garuda Indonesia. Sementara dari Banjarmasin, Makassar, Manado, dan Surabaya, ada Lion Air yang juga melayani rute penerbangan langsung ke Yogyakarta.
Jalan-jalan ke Yogyakarta
Daya tarik kota ini bisa dibilang terbagi menjadi tiga, wisata kraton, belanja batik, dan wisata kuliner. Candi Borobudur yang sesungguhnya masuk wilayah Magelang, Jawa Tengah, juga menjadi salah satu tujuan wisata mengingat aksesnya yang tergolong mudah dari Yogyakarta. Selain itu ada Candi Prambanan yang memiliki pementasan rutin sendratari Ramayana.

Di Yogyakarta, pengunjung dapat mendalami budaya Jawa dengan mengunjungi kraton. Sempatkan pula untuk mencoba berjalan kaki dengan mata tertutuo melewati dua buah pohon beringin besar yang terdapat di alun-alun kidul Kraton Yogyakarta. Konon jika berhasil melewatinya, maka cita-citanya akan tercapai.
Jika senang dengan suasana pantai, Anda bisa pula menyambangi Pantai Parangtritis. Kuliner kota ini juga pantang dilewatkan. Gudeg mudah dijumpai hampir di seluruh pelosok Yogyakarta, namun bisa pula langsung sentra gudeg di Wijilan. Pilihan lain menghabiskan waktu liburan di Yogyakarta ialah berbelanja batik. Pasar Beringharjo ideal untuk turis menyukai aktivitas tawar menawar. Pilihan lain ialah toko Mirota, di seberang pintu masuk Pasar Beringharjo. Selain batik, toko itu menawarkan kerajinan tangan. Pilihan belanja perak, bisa didapatkan di sentra kerajinan Perak di Kota Gede.
Tempat wisata di Yogyakarta
Keraton Yogyakarta
Keraton Yogyakarta ini merupakan kerajaan kediaman resmi Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat. Hingga kini masih difungsikan sebagai tempat tinggal sultan dan rumah tangga istananya. Pendirinya adalah Sultan Hamengkubuwono I.
Di sini kita bisa melihat dan mempelajari budaya Jawa dengan mendalam. Sebagian kompleks keraton merupakan museum yang menyimpan dan memajang koleksi benda-benda kerajaan termasuk pemberian raja-raja Eropa, replika pusaka keraton, dan set gamelan. Dari segi arsitektur, keraton Yogyakarta merupakan salah satu yang terbaik, dengan balairung-balairung dan paviliun mewah. Selain itu, berbagai pagelaran dan sendra tari juga pernah dipentaskan di sini.
Di sini terdapat Kedhaton, tempat bertemunya raja dan para pemangku keraton. Bentuk bangunannya indah, berupa joglo dengan ornamen Jawa Arab yang menghiasi tembok dan pilar-pilarnya. Para abdi dalem dilarang membelakangi kedhaton (mungkur), dan senantiasa harus selalu menghadap ke arah kedhaton. Sebab, kedhaton merupakan simbol raja, sehingga itu adalah bentuk penghormatan para abdi dalem.
Di kompleks keraton terdapat beberapa museum, antara lain Museum Batik, Museum Pameran Lukisan dan Foto, Museum Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Museum Kereta, dan Museum Kristal.
Pengunjung diharapkan melepas segala penutup kepala dan kacamata saat memasuki kawasan keraton sebagai tanda penghormatan. Pengunjung dapat menyaksikan pagelaran macapat, kariwata, wayang kulit, atau wayang orang di Bangsal Sri Manganti sekitar pukul 10.00 – 12.00, serta pementasan tari Jawa sekitar pukul 09.00.
Jam buka: Senin-Kamis, Jumat, Minggu pukul 08.30 – 14.00 (kecuali saat upacara khusus), Jumat oukul 08.30 – 13.00
Harga tiket: Rp 5.000
Malioboro
Sehari-harinya, kawasan ini dipenuhi pedagang kaki lima, angkringan, dan lesehan. Malioboro adalah tujuan utama wisatawan yang ingin berbelanja. Jalanan ini sering dijuluki ‘ubun-ubunnya Yogyakarta’ sebab segala aktivitas dan keramaian terpusat di sana. Berbagai barang dijajakan di sepanjang jalan ini, mulai dari batik, produk kerajinan kulit, dan masih banyak lagi. Pasar Beringharjo, Mirota Batik, dan Benteng Vredeburg juga terletak di Jalan Malioboro.

Kebun Binatang Gembira Loka
Kebun binatang ini berisi berbagai macam spesies dari belahan penjuru dunia, seperti harimau, simpanse, gajah Asia, hingga kebanggaan Indonesia, orangutan. Meskipun sempat rusak parah akibat gempa bumi hebat pada tahun 2004, setelah direnovasi, Gembira Loka tak kehilangan pengunjung setianya.
Awal Agustus 2013, Gembira Loka membuka Bird Park yang cantik dan cepat menjadi primadona. Kawasan seluas 4.500 meter persegi ini menjadi rumah bagi 50 jenis buruh yang jumlahnya mencapai 300 ekor. Ada sembilan area taman yang ada di sini, antara lain Area Flamingo, Area Elang, Area Dome, Lory Kingdom, Area Paruh Bengkok, Area Cenderawasih, Area Kolam Terbuka, Area Pecuk Hitam, dan Area Penguin. Penguin? Ya! Ada penguin Jackass yang didatangkan dari Singapura Zoo. Burung-burung tersebut menempati 9 area taman yang ada. Untuk memasuki Bird Park tidak membutuhkan biaya tambahan. Satu hal yang perlu diingat saat mengunjungi taman burung ini, jangan merokok dan memberi makan hewan.
Setiap harinya, pengunjung juga bisa menyaksikan ketangkasan dan kelincahan simpanse saat berayun saat berusaha menangkap makanan. Aktivitas pemberian makan ini berlangsung setiap hari pukul 10.30.
Jam buka: Setiap hari puku; 07.30 – 17.30
Harga tiket: Senin-Jumat Rp 15.000, Sabtu-Minggu Rp 20.000
Kota Gede
Kawasan ini tak kalah menariknya dibandingkan tempat-tempat wisata lain di Yogyakarta. Kota Gede merupakan kawasan tua dan bekas ibu kota kerajaan yang terkenal dengan kerajinan perak. Toko-toko perak tersebar di sepanjang Jalan Kemasan, Jalan Mondorakan, sampai ke pertigaan bekas Bioskop Istana. Kota Gede mudah dijangkau dari pusat kota. Wisatawan bisa naik andong, becak, bus kota, taksi, atau TransJogja. Halte TransJogja mengelilingi wilayah Kota Gede, antara lain Halte Ngeksigondo, Halte Gedung Kuning, dan Halte Tegal Gendu.
Kotabaru
Kawasan wisata yang berlokasi di timur laut pusat kota Yogyakarta dan dekat Kali Code ini cocok disambangi jika Anda penyuka sejarah dan arsitektur tempo dulu. Kotabaru dulunya dikenal dengan nama Nieuwe Wijk. Kawasan ini berkembang sejak 1920 sebagai hunian alternatif bagi penduduk Eropa, setelah sebelumnya pemukiman di Loji Kecil semakin padat. Beberapa peninggalan arsitektur tempo dulu seperi Kreteg Kewek, Gereja Santo Antonius Kotabaru, serta bangunan bergaya art deco Gedung Bimo, dan bangunan Kantor Asuransi Jiwasraya dapat kita temukan di sini.
Pantai Parangtritis
Parangtritis adalah pantai paling populer di Yogyakarta yang terletak di Kecamatan Kretek, Bantul. Pantai ini berjarak sekitar 25 Km di selatan kota Yogyakarta, di tepi Samudra Hindia. Salah satu keunikan pantai ini ialah keberadaan gunung-gunung (gumuk) pasir di sekitar pantai.
Selain bermain air, pengunjung bisa menikmati kereta kuda dan ATV yang bisa disewa untuk menyusuri pesisir dari ujung barat ke timur. Pantai ini juga kerap menjadi lokasi latihan aeromodeling.

Gumuk Pasir Parangkusumo
Kawasan berpasir yang menyerupai gurun ini tergolong fenomena unik sebab ada di Indonesia yang notabene negara tropis. Dan hanya di Kabupaten Bantul, Yogyakarta, lah kita bisa melihat gumuk pasir satu-satunya di Indonesia.
Proses terjadinya gumuk pasir memakan waktu hingga ribuan tahun. Hal ini terjadi sebab Sungai Opak yang berhulu di lereng Merapi membawa material letusan gunung menuju Laut Selatan. Di perjalanan, alirannya membawa Sungai Oya yang membawa material gamping yang berasal dari Pegunungan Seribu. Batu-batu tersebut mengalami pengikisan. Kemudian batu-batu kecil itu masih ke muara, terseret ombak, dan mengendap di pantai. Hasil akhir yang berupa butiran pasir terbawa hembusan angin dan terakumulasi menjadi gundukan (gumuk) pasir.
Bentuk permukaan Gumuk Pasir Parangkusumo beravariasi, ada yang datar, curam, hingga berbentuk cekung. Selain menjadi objek wisata, kawasan ini juga kerap menjadi lokasi latihan terbang dengan gantole. Jika ingin merasakan sensasi gurun pasir, di sini lah tempatnya.
Benteng Vredeburg
Tidak jauh dari Pasar Beringharjo dan Kantor Pos Pusat Yogyakarta, terdapat benteng peninggalan masa kolonial Belanda. Namanya Benteng Vredeburg.
Benteng Vredeburg dibangun pada 1760 oleh Sultan Hamengkubuwono I atas permintaan Nicholas Harting, penguasa saat itu. Benteng ini dulunya dipakai untuk memata-matai segala aktivitas dan perkembangan yang terjadi di dalam Keraton Yogyakarta. Sementara dalih Belanda saat itu, benteng dipakai untuk menjaga keamanan kawasan sekitar keraton.
Saat ini Benteng Vredeburg berfungsi sebagai museum perjuangan yang memajang koleksi diorama perjuangan bangsa Indonesia dari zaman penjajahan hingga pemberontakan 1965.
Jam buka: Setiap hari pukul 08.00 – 16.00
Harga tiket: Rp 2.000

Sentolo
Di kawasan pedesaan Sentolo, Kulon Progo, wisatawan dapat mencoba wisata sepeda onthel. Sepeda-sepeda yang digunakan jenis lawas namun masih dalam kondisi prima, seperti Phoenix, BSA, Triumph, Philip, Gazelle, dan lainnya.
Penyedia wisata onthel ini adalah seorang warga Desa bantar bernama Mantowil. Ia menamakan paket wisatanya Towilfiets. Fiets berarti sepeda onthel. Ia sendiri yang akan menemani para wisatawan bersepeda. Jika sedang ramai, Towil akan mengajak pemuda desa untuk menjadi pemandu. Towil biasanya akan mengajak wisatawan melihat Jembatan Bantar yang dirancang oelh Soekarno. Selain itu, para wisatawan juga dapat menengok langsung proses penganyaman tikar, pembuatan jamu gendong, dan produksi tempe di rumah-rumah warga.
Berminat? Datang saja langsung ke Hriya Joglo Wotilfiets di kawasan Kulon Progo, sekitar 20 Km ke arah Barat Yogyakarta. Bisa juga menghubungi Towil lewat akun Facebook miliknya.
Desa Wisata Batik Giriloyo
Dari Malioboro, Desa Giriloyo berlokasi sektar 20 Km dari pusat kota dan bisa ditempuh dengan berkendara motor selama 15 menit.Dekat dengan Imogiri, kompleks pemakaman raja-raja Yogyakarta dan Surakarta.
Saat memasuki kawasan ini, pengunjung dapat langsung mencium aroma malam (lilin) yang dipanaskan untuk melukis batik. Desa ini dijadikan sentra produksi batik sejak zaman Sultan Agun, sekitar tahun 1600. Jenis batik yang diproduksi adalah batik klasik, yang pewarnaannya masih menggunakan pewarna alam, misalnya dari akar dan pohon kayu. Bagi yang ingin mencoba membuat batik, bisa ikut kursus singkat yang biayanya berkisar antara Rp 25.000 – Rp 50.000 per orang.
Jam buka: Setiap hari pukul 09.00 – 17.00
Tebing Bekah
Tebing Bekah yang berlokasi di DusunTemon, Desa Giripurwo, Gungungkidul ini merupakan salah satu objek wisata alam yang belum terekspos wisatawan. Salah satu alasannya, mungkin karena akses menuju lokasi masih tergolong sulit. Jalannya hanya muat satu mobil dan berbatu.
Kesulitan selama di perjalanan akan terbayar begitu tiba di puncak. Dari tebing setinggi 95 meter ini, kita bisa melihat birunya air laut dengan ombak yang saling bersusulan. Kita bisa bersantai di pndok bambu yang dibangun nyaman di atas tebing. Berbatasan dengan laut dalam, laut yang mengelilingi kawasan tebing adalah habitat lobster dan ikan-ikan berukuran besar. Jadi tak heran jika banyak pemancing yang kerap menyambangi tempat ini.
Wisata kuliner di Yogyakarta
Bagi pecinta gudeg, makanan paling khas kota ini sangat mudah dijumpai hampir di berbagai penjuru kota. Namun jika ingin datang ke pusatnya, bisa ke sentra gudeg Wijilan. Selain itu, Anda juga bisa menyambangi Gudeg Yu Djum di Jalan Kaliurang Km 4,5 Karangasem yang buka dari pukul 05.00 – 19.00.

Pilihan lain ialah makanan khas Jawa kesukaan para sultan yang ditawarkan di Bale Raos ataupun Gadri resto. Di bagian kudapan, Jajanan pasar seperti klepon atapun gethuk dapat dijumpai di Pasar Ngasem, dan di depan pasar Beringharjo dan Malioboro.
Jika malas menyambangi satu persatu, datang saja ke Alun-alun Kidul Kraton Yogyakarta (Alkid) pada sore hari. Hingga tengah malam, para penjual makanan menggelar dagangannya dengan harga terjangkau. Hanya bermodalkan Rp 20.000 kita sudah bisa mendapatkan beberapa jenis makanan, seperti sego (nasi) kucing, gudeg, es dawet, yang bisa disantap sambil lesehan.
Bagi penyuka jamu, bisa menyambangi The House of Raminten. Restoran berkonsep tradisional Jawa ini berlokasi di kawasan Kotabaru, dekat Kali Code. Berbagai jenis jamu dijual di sini, salah satunya adalah kunir asem yang populer. Disajikan dingin, es kunir asem bisa menjadi pelepas dahaga usai menyantai nasi rawon, nasi gudeg, atau bistik sapi.
Tempat belanja di Yogyakarta
Pasar Beringharjo menawarkan aneka produk batik dengan harga miring. Perajin kecil dari pusa batik di berbagai wilayah Yogyakarta biasa memasarkan produknya di sini. Tepat di seberang pasar tersebut ada Toko Mirota yang menjual aneka kerajinan, kain batik, dan camilan khas Yogyakarta.
Untuk oleh-oleh, Yogyakarta terkenal dengan Bakpia Pathuk dan kaos merek Dagadu. Ada ratusan merk bakpia yang bisa Anda pilih. Jika bingung, bisa bertanya pada tukang becak dan mereka akan mengantarkan ke toko-toko yang dimaksud. Ongkos antarnya bervariasi, yakni mulai dari Rp 10.000, sebab mereka mendapatkan komisi ketika tamu yang mereka antar, berbelanja di toko-toko yang bersangkutan.
Akomodasi penginapan di Yogyakarta
Akomodasi di Yogyakarta sangat variatif, mulai dari losmen sampai hotel bintang lima. Penginapan bertarif ekonomis banyak dijumpai di sepanjang Jalan Sosrowijayan, di sekitar Malioboro, tidak jauh dari stasiun kereta api. Tarif menginap mulai dari Rp 100.000 per malam. Saat musim liburan, harga akan naik sekitar 30-50%. Ada juga di Jalan Prawirotaman I dan II yang dikenal sebagai area backpacker mancanegara. Tarif menginap di kawasan ini mulai dari Rp 150.000 per malam.
Untuk hotel berbintang, ada lebih dari 30 hotel yang terdapat di kota ini. Beberapa diantaranya yakni Ambarrukmo, Hyatt, Ibis, Novotel, Phoenix, Santika, dan Sheraton. Umumnya hotel berbintang memiliki fasilitas internet akses nirkabel, ruang pertemuan, spa, pusat kebugaran, dan kolam renang. Tarif menginap per malam mulai dari Rp 400.000.
—
Tentang Travel Blog Wego Indonesia:
Travel Blog Wego Indonesia adalah media daring milik Wego Indonesia yang menyajikan informasi seputar perjalanan, ditulis oleh tim redaksi dan kontributor. Saat ini didukung kanal media sosial Wego ID di Twitter, Facebook, dan Instagram.
Wego sendiri adalah situs dan aplikasi pembanding harga tiket pesawat serta hotel. Wego menyajikan informasi harga dari ratusan situs agen wisata, maskapai, dan jaringan hotel dunia, dalam satu tampilan sederhana. Dengan menggunakan Wego, mencari tiket pesawat dan hotel sesuai bujet dan preferensi akan lebih cepat dan mudah!
Punya cerita menarik tentang tempat asal kamu? Atau ingin berbagi tips seputar liburan dan jalan-jalan? Kirim ke [email protected] supaya lebih banyak orang bisa membaca tulisanmu!