Tahukah kamu kalau dulu kopi pernah dianggap haram? Fakta ini baru saya ketahui setelah mengikuti tur virtual Jakarta Good Guide pada 31 Mei 2020 lalu. Cindy Tan, pemandu untuk Tur Virtual Kopi Legendaris membuka perjalanan maya kami dengan fakta seputar kopi yang sangat menarik.
Beberapa di antaranya adalah:
Kopi Pernah Haram di Mekah
Bangsa Arab telah minum kopi sejak abad ke-15. Kopi menjaga mereka terjaga sepanjang malam untuk berzikir dan berdoa dengan khusyuk. Tahun 1500-an, Mekah memiliki sejumlah kedai kopi yang ramai pengunjung. Namun, gubernur Mekah kala itu, Khair Beg, memerintahkan untuk menutup semua kedai kopi dan mengeluarkan fatwa bahwa kopi adalah minuman haram. Kopi yang membuat orang-orang berkumpul dan mengobrol seharian membuat Khair Beg merasa terancam. Ia takut orang-orang berkumpul dan menyusun rencana yang menentang pemerintahannya. Untungnya, gubernur setelah Khair Beg mencabut fatwa haram tersebut.
Dulu, Bangsa Eropa Melabeli Kopi Sebagai “Minuman Setan”
Kopi yang dibawa oleh pedagang Arab dan Persia ke Benua Eropa ternyata mengundang kontroversi. Warnanya yang hitam dan rasanya yang pahit membuat orang-orang Eropa melabelinya “minuman setan”. Saking kontroversialnya, Paus Clement VIII harus turun tangan. Ia adalah paus pertama yang mencicipi kopi kemudian meluruskan persepsi masyarakat bahwa kopi adalah minuman yang baik-baik saja. Setelah itu, perlahan-lahan kopi mulai populer di Eropa hingga sekarang.
Kedai Kopi Tertua di Eropa ada di Venice
Caffe Florian adalah kedai kopi tertua di dunia yang sudah berdiri sejak 1720. Di Eropa pada masa itu, datang ke kedai kopi bagi wanita adalah tabu. Florian adalah pelopor kafe yang memperbolehkan wanita masuk dan minum kopi. Interior kafe yang klasik dan elegan masih dipertahankan, begitu pun dengan cara pembuatan kopinya. Melihat unsur historisnya, tidak heran kalau secangkir latte di Caffe Florian harganya mencapai 12 euro.

Tur virtual dengan Cindy Tan tidak sekadar membahas fakta-fakta unik seputar kopi. Sebelum tur dimulai, ia mengirimkan 4 merk kopi berbeda kepada peserta. Jadi, saat Cindy bercerita, kami bisa menghirup aroma dan mencicipi cita rasanya.
Berikut ini adalah kopi-kopi legendaris yang dibahas di Tur Kopi bersama Cindy Tan:
1. Tek Sun Ho atau Warung Tinggi

Buat kamu yang tinggal di Jakarta dan sering ke mall, pasti familiar dengan nama “Warung Tinggi”? Ya, kafenya pernah buka di Grand Indonesia. Sekarang kafe Koffie Warung Tinggi sudah tidak ada, tapi toko aslinya masih buka.
Sejarah toko kopi ini dimulai tahun 1878. Liaw Tek Sun, sang pendiri toko kopi Warung Tinggi, awalnya berjualan nasi dan kebutuhan sehari-hari di rumah. Suatu hari, seorang ibu asal Priangan menjual biji kopi segar kepada Liaw Tek Sun. Ia kemudian menyeduh kopi tersebut dan menjualnya. Ternyata, orang-orang sangat suka! Liaw Tek Sun sampai berhenti berjualan nasi karena semua orang datang hanya untuk kopi arabika spesialnya.
Toko kopi Warung Tinggi kini dikelola oleh generasi kelima. Menariknya, sejak zaman Belanda hingga sekarang, racikan kopinya tidak pernah berubah.
Alamat Kopi Warung Tinggi:
Warung Tinggi PD – Jl. Tangki Sekolah No.6, RT.4/RW.6, Mangga Besar, Kec. Taman Sari, Kota Jakarta Barat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11180
Toko Kopi Luwak

Toko kopi mungil di dekat Stasiun Gondangdia ini juga memiliki sejarah panjang yang heroik. Toko milik orang tua Xu Yilun ini dulunya berjualan sembako. Saat sekutu datang pada tahun 1945 ayah Xu Yilun pergi berjuang. Uang hasil penjualan toko juga banyak yang mereka sumbangkan untuk perjuangan. Setelah perang, yang tersisa di toko hanyalah kopi. Mulai dari situ, mereka berjualan kopi giling yang ternyata digemari banyak orang. Kabarnya, mantan presiden Soeharto suka dengan kopi di sini, lho.
Lokasi Toko Kopi Luwak berada di Pasar Gondangdia atau yang dulu dikenal sebagai Pasar Boplo. Dulunya, toko ini bernama Toko Kenari karena orang tua Koh Yilun senang memelihara burung kenari. Bahkan cap di bungkus kopinya pun bergambar burung kenari.
Dari beberapa toko di Pasar Boplo yang menjual kopi giling, hanya toko Koh Yilun yang masih bertahan hingga sekarang. Setelah mengalami pasang surut berjualan kopi giling, tahun 2014 Koh Yilun mengganti nama tokonya menjadi Kopi Luwak. Katanya, agar ketularan hoki “kopi luwak” yang populer itu. Jika datang ke toko ini, kamu masih bisa menjumpai Koh Yilun dan penggiling kopinya yang antik.
Alamat Toko Kopi Luwak:
Kopi Luwak Coffee Shop – Jl. Srikaya I No.25, Kb. Sirih, Kec. Menteng, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10340
Kopi Bis Kota

Berlokasi di Pasar Jatinegara, toko kopi Bis Kota pernah mengalami masa kejayaan di era 1970 hingga 1980-an. Ada beberapa jenis kopi yang dijual, yaitu arabika, robusta, dan WIB. Pemiliknya sendiri tidak tahu persis jenis apa WIB ini. Namun, kemungkinan besar WIB adalah kopi yang dipanen saat bijinya masih berwarna kekuningan. Biji kopi di toko ini digiling dengan mesin yang sudah ada sejak zaman penjajahan Jepang, lho. Kalau kamu penasaran dengan rasa kopi dan mesin penggilingnya, datang saja ke alamat berikut ini.
Alamat Toko Kopi Bis Kota:
Toko Sedap Djaja (Wong Hin) Kopi Bis Kota – Pasar, No. 40, Pintu Utama No.10, RT.10/RW.4, Bali Mester, Kecamatan Jatinegara, Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13310
Coffee Will

Kalau yang satu ini adalah produk kedai kopi Will asal Binjai. Saat ini, kedai kopinya sudah tutup, tapi Om Will, sang pemilik, masih menerima pesanan bubuk kopi. Dulu Om Will memiliki kedai kopi yang ramai sekali di Binjai. Saat itu hanya ada dua kedai kopi di sana dan semua orang Binjai tahu kedai kopi Om Will. Biji kopi yang digunakan juga istimewa, dari perkebunan yang sudah ada sejak zaman Belanda di Sidikalang. Untuk kamu yang suka kopi manis, Cindy merekomendasikan untuk mencampur kopi Will dengan gula aren. Penasaran dengan kopinya Om Will? Pesan langsung ke nomor di bawah ini, ya.
Uncle Will – 081212161188
Kalau kamu juga ingin mengikuti tur virtual atau tur lainnya yang menarik seputar Jakarta, pantau terus Instagram Jakarta Good Guide. Kalau sudah ada tur yang diincar, segera daftar karena kuota cepat terisi!
—
Tentang Travel Blog Wego Indonesia:
Travel Blog Wego Indonesia adalah media daring milik Wego Indonesia yang menyajikan informasi seputar perjalanan, ditulis oleh tim redaksi dan kontributor. Saat ini didukung kanal media sosial Wego ID di Twitter, Facebook, dan Instagram.
Wego sendiri adalah situs dan aplikasi pembanding harga tiket pesawat serta hotel. Wego menyajikan informasi harga dari ratusan situs agen wisata, maskapai, dan jaringan hotel dunia, dalam satu tampilan sederhana. Dengan menggunakan Wego, mencari tiket pesawat dan hotel sesuai bujet dan preferensi akan lebih cepat dan mudah!
Punya cerita menarik tentang tempat asal kamu? Atau ingin berbagi tips seputar liburan dan jalan-jalan? Kirim ke [email protected] supaya lebih banyak orang bisa membaca tulisanmu!