Semenjak Covid-19 merebak di Indonesia satu tahun lalu, riset yang diterbitkan oleh Kompas mengatakan bahwa kekerasan fisik dan verbal pada perempuan di ruang publik meningkat dari tahun-tahun sebelumnya. Mirisnya, perlakuan buruk terhadap perempuan tersebut kerap kali berlatar belakang di tempat umum pada kota-kota besar, termasuk Jakarta.
Berdasarkan penelitian bertajuk “Feeling Unsafe in Public Places: Understanding Women’s Fears”, kekerasan terhadap perempuan terjadi di rute-rute yang sering dilalui orang pada umumnya. Tak hanya di malam hari, tindakan tersebut juga terjadi pada siang hari.
Dalam rangka Hari Perempuan Internasional yang jatuh pada tanggal 8 Maret, berikut Wego telah rangkum informasi yang Wegonesia butuhkan mengenai kota-kota yang ramah untuk disinggahi pejalan perempuan ketika bepergian sendiri.
Indikator Destinasi Ramah Perempuan
Salah satu LSM yang bergerak di bidang tata kota dan transportasi di Indonesia, ITDP Indonesia, pernah mengemukakan kriteria kota yang ramah untuk perempuan dan kaum rentan lainnya, seperti anak-anak dan lansia.
“Indikatornya bisa kita lihat dari kualitas pencahayaan jalan, kualitas transportasi publik, bahkan hal kecil seperti trotoar yang rata menerus agar teman-teman perempuan yang memakai hak tinggi atau membawa stroller bayi, dapat berjalan dengan aman dan nyaman. Dan hal ini bukan hanya berlaku untuk kaum perempuan saja, tetapi untuk semua, terutama untuk kelompok rentan (vulnerable group),” jelas Deliani Siregar, Urban Planning ITDP Indonesia.
Untuk mengetahui tempat apa saja yang aman untuk traveler perempuan, pasangan penulis perjalanan, Asher dan Lyric Fergusson, membuat sebuah studi guna mengukur negara-negara yang aman disinggahi oleh solo traveler perempuan. Studi ini menghasilkan 8 indikator untuk mengukur “Indeks Bahaya bagi Perempuan” dengan mengumpulkan data-data dari berbagai institusi resmi, di antaranya Gallup, World Economic Forum, UN Women, dan UN Development Program. Delapan indikator tersebut antara lain:
- Tingkat keamanan saat berjalan sendiri di malam hari
- Angka pembunuhan terhadap perempuan
- Kekerasan seksual di luar pasangan
- Kekerasan seksual dengan pasangan
- Diskriminasi hukum bagi perempuan
- Kesenjangan gender secara global
- Indeks ketidaksetaraan gender
- Kekerasan terhadap sikap perempuan
Bila Wegonesia gemar berpergian, penting sekali untuk memastikan bahwa destinasi yang dituju merupakan tujuan yang aman. Terutama bila Wegonesia adalah perempuan yang kerap melakukan solo traveling. Mau tahu destinasi apa saja yang dinilai ramah pejalan perempuan menurut studi terbaru Asher dan Lyric Fergusson? Atau ingin tahu negara mana yang paling berbahaya? Yuk, simak!
Kota Ramah Perempuan
Studi yang dirilis melalui situs Asher dan Lyric Fergusson pada tahun 2019 tersebut mengklasifikasikan destinasi paling ramah perempuan dan destinasi yang berbahaya untuk dikunjungi oleh solo traveler perempuan. Berikut ini adalah lima teratas negara yang paling ramah untuk dikunjungi, beserta rekomendasi kotanya.
Madrid dan Barcelona, Spanyol

Menurut studi Asher dan Lyric Fergusson, Spanyol merupakan negara paling aman di dunia untuk wanita yang bepergian sendiri. Tak heran, Spanyol menjadi negara yang paling banyak dikunjungi di Eropa, setelah Prancis. Dengan area pejalan kaki yang luas serta konektivitas kota yang terjangkau, Madrid yang merupakan ibu kota negara Spanyol menjadi kota yang aman untuk dikunjungi perempuan ketika berlibur. Kota turis terbesar Spanyol, Barcelona, juga relatif aman untuk traveler perempuan. Meski begitu, Wegonesia harus tetap waspada dengan barang pribadi karena area-area turis Barcelona sangat ramai. Fakta menarik mengenai Spanyol, pada tahun 2018, pemerintah Spanyol memiliki jumlah perempuan lebih besar di kursi kabinet - dengan jumlah 11 dari total 17 kursi dalam kabinet. Hebat sekali, ya!
Singapura

Di urutan kedua, ada Singapura yang menjadi destinasi paling aman untuk traveler perempuan. Dengan 92% wanita merasa aman saat berjalan sendirian di malam hari, negara ini tentu menjadi destinasi Asia paling aman bagi perempuan.
Dublin, Irlandia

Tak hanya masyhur berkat tata kotanya yang menawan, Dublin juga didapuk menjadi kota paling aman untuk perempuan yang ingin melancong ke Republik Irlandia. Layaknya Spanyol, negara ini memiliki tingkat diskriminasi hukum terhadap perempuan serta ketidaksetaraan gender paling rendah.
Wina, Austria

Wina atau Vienna memiliki karisma yang tak kalah menawan dengan kota-kota lainnya di wilayah Eropa berkat arsitektur museum dan katedralnya yang megah. Masyarakat ibu kota Austria ini dikenal luas berkat ketertiban dan juga kecintaan mereka terhadap keindahan alam. Tidak hanya itu, Austria juga memiliki tingkat kekerasan seksual dan ketidaksetaraan gender paling rendah di seluruh dunia, menempatkan Austria sebagai negara teraman keempat untuk pelancong wanita.
Zurich, Swiss

Zurich juga masuk ke dalam daftar kota paling aman untuk perempuan yang ingin bepergian sendirian. Kota terbesar di Swiss ini memiliki jalan-jalan kecil yang selalu ramai dan sibuk. Faktanya, Zurich telah berulang kali masuk ke dalam daftar kota paling aman di Eropa menurut sejumlah riset dan studi. Tindak kejahatan dan kriminalitas terhadap turis hampir tidak ada, sehingga berkunjung ke Zurich merupakan pilihan destinasi perjalanan yang baik untuk para wanita!
[Baca juga: Rahasia Jalan-Jalan Cantik Marischka Prudence]
Kota yang Berbahaya untuk Perempuan
Jika daftar di atas adalah destinasi yang ramah dikunjungi oleh pelancong perempuan, daftar di bawah ini merupakan lima destinasi yang berbahaya atau tidak ramah untuk pejalan perempuan.
Pietermaritzburg, Afrika Selatan
Afrika Selatan yang pernah menjadi tuan rumah FIFA World Cup 2010 silam ini berada di urutan teratas negara paling berbahaya bagi traveler perempuan dalam studi Asher dan Lyric Fergusson. Di samping itu, Pietermaritzburg mendapat peringkat kota paling berbahaya untuk pelancong wanita menurut BusinessTech. Kota yang pernah dijuluki sebagai “Sleepy Hollow” ini memiliki tingkat kriminalitas paling tinggi serta indeks keselamatan paling rendah dari seluruh kota di Afrika Selatan pada tahun 2020. Seringkali, wanita yang bepergian ke Afrika Selatan diperingatkan untuk tidak mendaki, mengemudi, atau berjalan sendirian karena warganya kerap kali berperilaku tidak menyenangkan.
Porto Alegre, Brazil
Porto Alegre merupakan ibu kota provinsi Rio Grande do Sul di Brazil. Tak hanya berbahaya bagi pelancong perempuan, kota ini juga dinobatkan sebagai salah satu kota paling berbahaya di dunia, dengan tingkat insiden pembunuhan dan perampokan bersenjata yang tinggi. Secara umum, Brazil juga mendapat skor yang buruk dalam keselamatan di jalan dan kesenjangan gender global. Bahkan pemerintah Amerika Serikat memperingatkan wisatawan untuk tidak berjalan sendirian di malam hari saat berkunjung ke Brazil.
Rusia, Kyzyl
Meski jarang terdengar oleh turis, kota yang dijuluki sebagai ‘Center of Asia’ di Rusia ini memiliki sejumlah monumen bersejarah serta roda doa penuh warna yang digunakan oleh penganut agama Buddha untuk beribadah, sehingga kota ini memiliki daya tarik uniknya sebagai kota wisata. Kyzyl menjadi kota paling berbahaya untuk dikunjungi karena tingkat kekerasan serta pembunuhan yang tinggi. Negara Rusia juga memiliki skor indeks pembunuhan terhadap perempuan terburuk kedua di dunia serta tingkat kekerasan seksual terhadap wanita yang tinggi.
Ecatepec, Meksiko
Sejauh ini, Meksiko adalah negara yang paling banyak dikunjungi dari negara-negara paling berbahaya bagi perempuan. Salah satu kotanya, Ecatepec, memiliki tingkat pembunuhan terhadap wanita yang sangat tinggi, tanpa adanya hukum yang mengatur tentang kekerasan berbasis gender di kota tersebut. Tak hanya itu, Meksiko secara keseluruhan juga memiliki indeks yang buruk dalam keamanan jalan, pembunuhan yang disengaja, serta kekerasan seksual.
Bagaimana dengan Jakarta?
Coba perhatikan, apakah adik, kakak, anak perempuanmu masih sering dilarang jalan-jalan sendirian? Atau pernahkah kamu mendengar teman perempuanmu menolak pekerjaan bergengsi karena diwajibkan untuk pulang larut malam?
Menurut data yang dilansir oleh Koalisi Ruang Publik Aman mengenai Pelecehan Seksual di Ruang Publik pada tahun 2019, 64 persen dari 38.778 responden mengaku pernah mengalami pelecechan seksual di ruang publik. Pelecehan tersebut mayoritas terjadi di jalan dan transportasi umum, sehingga menyebabkan perempuan merasa takut untuk berpergian, kesulitan mengakses layanan yang tersedia secara umum, dan mencari penghidupan yang lebih baik.

Tingkat pelecehan seksual di Jakarta, bahkan di Indonesia, yang masih tinggi juga menjadi agenda tahunan yang dilakukan dalam aksi Women’s March. Menyambut Hari Perempuan Sedunia yang jatuh setiap tanggal 8 Maret, para perempuan Jakarta dan berbagai kota di Indonesia menyerukan peraturan mengenai kekerasan seksual sekaligus menyuarakan peningkatan akses dan kesetaraan gender.
Kini sudah tahu, ‘kan, contoh negara-negara yang yang nyaman dan aman untuk bepergian bagi perempuan seperti apa? Negara kita juga bisa seperti itu di masa depan, asalkan kita berperan aktif menciptakan lingkungan yang ramah untuk ditinggali semua kalangan!
—
Tentang Travel Blog Wego Indonesia
Travel Blog Wego Indonesia adalah media daring milik Wego Indonesia yang menyajikan informasi seputar perjalanan, ditulis oleh tim redaksi dan kontributor. Saat ini didukung kanal media sosial Wego ID di Twitter, Facebook, dan Instagram.
Wego sendiri adalah situs dan aplikasi pembanding harga tiket pesawat serta hotel. Wego menyajikan informasi harga dari ratusan situs agen wisata, maskapai, dan jaringan hotel dunia, dalam satu tampilan sederhana. Dengan menggunakan Wego, mencari tiket pesawat dan hotel sesuai bujet dan preferensi akan lebih cepat dan mudah!
Punya cerita menarik tentang tempat asal kamu? Atau ingin berbagi tips seputar liburan dan jalan-jalan? Kirim ke [email protected] supaya lebih banyak orang bisa membaca tulisanmu!